Ceo Benhokk Property Nurul Yaqin mengatakan, tagline properti saat ini adalah time to buy. Tagline tersebut, ujar Nurul, sangat baik dan menguntungkan bagi end user (pengguna) maupun investor. Dalam kondisi saat ini, sambungnya, produk properti sekunder dipasarkan dengan diskon yang luar biasa besar.
“Kejadian seperti sekarang ini sangat jarang terjadi, sehingga untuk mendapatkan diskon-diskon seperti ini juga tidak mudah didapatkan karena diskonnya bisa mencapai 20% hingga 50%. Investor yang mempunyai kekuatan lebih, bisa menentukan dan memproyeksikan kapan akan kembali melepas properti yang telah dibeli itu, bisa 1 tahun atau 3 tahun mendatang,” ujar Presiden Direktur Ben Hokk Property ini.
Dijelaskan Nurul, bagi investor yang memilih pasar secondary karena discountnya saat pandemi ini sangat besar, mencapai 20 % sampai 50%. Dengan diskon seperti itu bagi investor yang punya kemampuan, powernya bagus, tinggal memproyeksikan momentum untuk kembali melepas 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun yang akan datang.
Sedangkan untuk pasar primer, ujar Nurul, merupakan opportunity bagi investor karena sejak 5 tahun yang lalu yang jadi masalahnya investor, sekarang sudah tidak ada. Pemerintah telah menanggung beban PPN 10%, dan hal ini merupakan margin. Jadi, jika investor masuk ke primary masih aman karena pokoknya saja sudah berkurang.
“Yang ke tiga adalah, developer itu tidak mengkoreksi harganya, tidak akan naikin harga. Saat ini developer bukan nyari margin tapi yang penting proyek tetap jalan dari pada kesulitan keuangan. Yang penting adalah jualannya laku, cashflow berjalan, pengeluaran dan cost tertutupi, itu filosofi developer saat ini,” tandas Nurul.
Dikatakan Nurul, bank-bank yang menyediakan KPR saat ini juga sangat melonggarkan bahkan ada cicilan yang sampai 30 tahun. Sekarang bank juga lebih banyak membidik kalangan milenial dengan cicilan yang cukup panjang tenornya. Bank juga berlomba-lomba seperti memberikan uang muka yang ringan karena sudah mendapat lampu hijau dari Bank Indonesia.
Ceo Benhokk Property Nurul Yaqin mengatakan, tagline properti saat ini adalah time to buy. Tagline tersebut, ujar Nurul, sangat baik dan menguntungkan bagi end user (pengguna) maupun investor. Dalam kondisi saat ini, sambungnya, produk properti sekunder dipasarkan dengan diskon yang luar biasa besar.
“Kejadian seperti sekarang ini sangat jarang terjadi, sehingga untuk mendapatkan diskon-diskon seperti ini juga tidak mudah didapatkan karena diskonnya bisa mencapai 20% hingga 50%. Investor yang mempunyai kekuatan lebih, bisa menentukan dan memproyeksikan kapan akan kembali melepas properti yang telah dibeli itu, bisa 1 tahun atau 3 tahun mendatang,” ujar Presiden Direktur Ben Hokk Property ini.
Dijelaskan Nurul, bagi investor yang memilih pasar secondary karena discountnya saat pandemi ini sangat besar, mencapai 20 % sampai 50%. Dengan diskon seperti itu bagi investor yang punya kemampuan, powernya bagus, tinggal memproyeksikan momentum untuk kembali melepas 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun yang akan datang.
Sedangkan untuk pasar primer, ujar Nurul, merupakan opportunity bagi investor karena sejak 5 tahun yang lalu yang jadi masalahnya investor, sekarang sudah tidak ada. Pemerintah telah menanggung beban PPN 10%, dan hal ini merupakan margin. Jadi, jika investor masuk ke primary masih aman karena pokoknya saja sudah berkurang.
“Yang ke tiga adalah, developer itu tidak mengkoreksi harganya, tidak akan naikin harga. Saat ini developer bukan nyari margin tapi yang penting proyek tetap jalan dari pada kesulitan keuangan. Yang penting adalah jualannya laku, cashflow berjalan, pengeluaran dan cost tertutupi, itu filosofi developer saat ini,” tandas Nurul.
Dikatakan Nurul, bank-bank yang menyediakan KPR saat ini juga sangat melonggarkan bahkan ada cicilan yang sampai 30 tahun. Sekarang bank juga lebih banyak membidik kalangan milenial dengan cicilan yang cukup panjang tenornya. Bank juga berlomba-lomba seperti memberikan uang muka yang ringan karena sudah mendapat lampu hijau dari Bank Indonesia.