Selepas tutup kalender 2017, pasar properti belum juga pulih. Utamanya di sektor vertical residence atau apartemen. Pasokan unit di sektor ini sangat banyak. Penyelesaian proyek pun banyak tertunda. Sementara pembeli banyak menahan diri. Sekarang vertical residence memang tak banyak dijadikan referensi investasi. Investor banyak yang beralih ke rumah tapak. Di sisi lain, jumlah end user yang mengincar high rise building juga tak terlalu besar.
Suplai apartemen di 2018 diproyeksi akan meningkat tajam. Pasalnya, banyak proyek yang penyelesaiannya meleset dari target. Seperti diungkapkan Senior Associate Director Research Colliers Ferry Salanto dalam paparan di Press Luncheon Q4 2017, 9 Januari 2018 lalu. Colliers mencatat, sepanjang 2017 dari target 21.167 unit, hanya 38,4% alias 8.130 unit saja yang terselesaikan. Sikap pengembang yang wait and see menjadi alasan utamanya. Tentu juga disamping serapan pasar yang tak sesuai ekspektasi.
Sisanya tentu akan membuat suplai tahun ini kian besar. Itu pun bila pengembang tetap mampu memenuhi komitmen penyelesaikan konstruksi apartemen sesuai jadwal. Pada 2018, suplai apartemen diprediksi mencapai 34 ribu unit. Angka yang cukup fantastis dan merupakan yang terbesar selama 7 tahun belakangan.
Dijelaskan Ferry, tingkat serapan apartemen tahun lalu cenderung sedikit turun dari 86,8% menjadi 85,9%. Beberapa program pemerintah, seperti tax amnesty dan penurunan suku bunga belum cukup ampuh menggairahkan pasar.
Jumlah pasokan yang lebih masuk akal akan terjadi pada 2019-2020. Angkanya berada di kisaran 10 ribuan unit per tahun. Tapi angka tersebut bisa saja meleset bila ada proyek yang tidak terselesaikan di 2018. Secara keseluruhan, suplai unit apartemen di Jakarta sampai 2020 lebih dari 62 ribu unit. Rinciannya, 32.429 unit (2018), 15.602 unit (2019), dan 14.085 unit (2020).
Bila angka tersebut digabung dengan jumlah unit existing, total unit apartemen di Jakarta pada 2020 menjadi 246 ribu unit.
Hal serupa terjadi di Tangerang Selatan dan sekitarnya. Meski tak ada data pasti, proyek apartemen di kawasan ini sangat banyak. Nurul Yaqin, Direktur Benhokk Property pada suatu kesempatan pernah mengungkapkan, paling tidak ada sekitar 51 proyek apartemen di Tangsel dan sekitarnya. Itu termasuk wilayah Karawaci. Angka tersebut merupakan jumlah proyek, bukan jumlah menara/tower.
“Jadi bisa dibayangkan kalau masing-masing proyek punya 2 tower berarti ada lebih dari 100 tower apartemen. Bila 1 tower terdiri dari 400 unit, artinya ada lebih dari 40.000 unit apartemen di wilayah ini,” terangnya.
Sayangnya, suplai berlimpah tersebut tak diimbangi tingginya permintaan. Angka permintaan properti di wilayah ini hanya sekitar 95 ribu unit saja. Itu pun untuk semua jenis properti. Pasar apartemen sendiri tidak terlalu besar. Terlebih saat investor memilih wait and see. Kalaupun mau mengeluarkan dana, mereka cenderung lebih memilih berinvestasi di rumah tapak atau produk komersil seperti office space atau ruko.