Senin, 2 Januari 2017
JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun kedua Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah, pemerintah masih belum mampu menggenapi realisasi kebutuhan rumah menjadi satu juta unit.
Jelang 2016 berakhir, Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengonfirmasi, hanya ada 800.000 lebih rumah terbangun yang masuk dalam Program Nasional Sejuta Rumah.
"Total realisasi Program Satu Juta Rumah tahun ini mencapai angka 805.169 unit," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin, saat jumpa pers di kantornya, Jumat (30/12/2016).
Berdasarkan rincian yang disampaikan, target awal tahun dengan realisasi saat ini meleset cukup jauh.
Pasalnya, dari target 700.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sebanyak 569.382 unit rumah terbangun dan dari target 300.000 rumah non-MBR terbangun baru 235.787 unit rumah.
Kendati meleset, Syarif menyatakan capaian tersebut meningkat bila dibandingkan 2015 yang hanya berhasil membangun 699.770 unit rumah atau mengalami peningkatan lebih dari 100.000 unit rumah.
Syarif merinci, pemerintah melalui APBN 2016 telah membangun sebanyak 111.796 unit rumah MBR yang terdiri dari rumah susun sewa (rusunawa) 7.860 unit, rumah khusus 6.048 unit, rumah swadaya 97.888 unit.
Sedangkan sisa unit rumah MBR lainnya dibangun oleh Kementerian/Lembaga sebanyak 16.923 unit, melalui subsidi KPR FLPP sebanyak 42.017 unit, KPR Syariah 7.311, Subsidi Selisih Bunga (SSB) 111.358 unit, dan kredit konstruksi 105.061 unit.
Kemudian ditambah dari pembangunan rumah melalui fasilitas pembiayaan lainnya sebanyak 21.830 unit dan dari CSR perusahaan 320 unit rumah serta masyarakat sebanyak 32.856 unit rumah.
Ada pun pembangunan rumah untuk non-MBR sejumlah 235.787 berasal dari pengembang sebanyak 12.232 unit, dan masyarakat non MBR 10.000 unit.
Kemudian non-subsidi komersial 80.235 unit, non-subsidi syariah 3.972 unit, dan kredit konstruksi sebanyak 129.248 unit.
Senin, 2 Januari 2017
JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun kedua Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah, pemerintah masih belum mampu menggenapi realisasi kebutuhan rumah menjadi satu juta unit.
Jelang 2016 berakhir, Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengonfirmasi, hanya ada 800.000 lebih rumah terbangun yang masuk dalam Program Nasional Sejuta Rumah.
"Total realisasi Program Satu Juta Rumah tahun ini mencapai angka 805.169 unit," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin, saat jumpa pers di kantornya, Jumat (30/12/2016).
Berdasarkan rincian yang disampaikan, target awal tahun dengan realisasi saat ini meleset cukup jauh.
Pasalnya, dari target 700.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sebanyak 569.382 unit rumah terbangun dan dari target 300.000 rumah non-MBR terbangun baru 235.787 unit rumah.
Kendati meleset, Syarif menyatakan capaian tersebut meningkat bila dibandingkan 2015 yang hanya berhasil membangun 699.770 unit rumah atau mengalami peningkatan lebih dari 100.000 unit rumah.
Syarif merinci, pemerintah melalui APBN 2016 telah membangun sebanyak 111.796 unit rumah MBR yang terdiri dari rumah susun sewa (rusunawa) 7.860 unit, rumah khusus 6.048 unit, rumah swadaya 97.888 unit.
Sedangkan sisa unit rumah MBR lainnya dibangun oleh Kementerian/Lembaga sebanyak 16.923 unit, melalui subsidi KPR FLPP sebanyak 42.017 unit, KPR Syariah 7.311, Subsidi Selisih Bunga (SSB) 111.358 unit, dan kredit konstruksi 105.061 unit.
Kemudian ditambah dari pembangunan rumah melalui fasilitas pembiayaan lainnya sebanyak 21.830 unit dan dari CSR perusahaan 320 unit rumah serta masyarakat sebanyak 32.856 unit rumah.
Ada pun pembangunan rumah untuk non-MBR sejumlah 235.787 berasal dari pengembang sebanyak 12.232 unit, dan masyarakat non MBR 10.000 unit.
Kemudian non-subsidi komersial 80.235 unit, non-subsidi syariah 3.972 unit, dan kredit konstruksi sebanyak 129.248 unit.